Terbaru - Kata

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa.

1. Kata Penghubung 
Kata penghubung sering juga disebut dengan kata sambung (konjungsi). Konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan antarkata/kalimat. Kata sambung dapat berfungsi menyatakan:
a. Penggabungan. Contoh konjungsi yang berfungsi menggabungkan yaitu dan, lagi pula 
b. Pertentangan. Contoh konjungsi yang berfungsi mempertentangkan yaitu tetapi, melainkan 
c. Perlawanan. Contoh konjungsi yang berfungsi perlawanan yaitu meskipun dan biarpun
d. Perbandingan. Contoh: ibarat, bagaikan 
e. Waktu : sejak, ketika
f. Sebab : sebab, karena
g. Akibat : sehingga, sampai-sampai
h. Tujuan : supaya, agar
i. Syarat : jika, asal
j. Pilihan : atau dll.
Cara memperbaiki kalimat: perhatikan ciri kalimat efektif yang meliputi kejelasan makna kata, kelogisan kalimat keefisienan penggunaan kalimat, dan penggunaan kata.

2. Penggunaan Kata Dalam Kalimat 
Kalimat terbentuk dari gabungan kata, frasa, dan klausa. Penggunaan kata tidak baku dalam kalimat dapat menjadikan kalimat tidak efektif. Kesatuan dan kepaduan antara kalimat dalam paragraf dapat ditentukan juga dengan adanya penggunaan kata-kata yang tepat. Baik itu kata baku, kata ulang, kata serapan, kata berimbuhan, ungkapan, dan peribahasa.

3. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang penulisannya telah disesuaikan dengan standar yang dibakukan. Standar yang digunakan sebagai acuan kata baku antara lain: EYD (Ejaan yang disempurnakan, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

4. Kata Serapan 
Kata serapan yaitu kata yang diserap atau diambil dari bahasa asing. Perkembangan bahasa Indonesia dipengaruhi oleh bahasa asing maupun bahasa daerah yang yang telah disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Penyerapan bahasa asing maupun daerah ke dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan berbagai cara:
a. Adaptasi, yaitu pemakaina bahasa memiliki makna/arti yang sama namun penulisanya disesuaikan dengan ejaan bahasa indonesia. Misalnya maksimal, kredit, sukses dan lainlain.
b. Adopsi, yaitu pemakaian bahasa asing atau daerah dengan mengambil bentuk dam makna secara keseluruhan tanpa adanya perubahan. Misalnya plaza, pizza hut, supermarket.
c. Penerjemahan, yaitu pemakaian bahasa mengambil konsep dari bahasa asing kemudian dicari persamaanya dalam bahasa Indonesia. Misalnya tryout persamaanya uji coba, proteks persamaanya perlindungan, acceleration persamaanya percepatan.
d. Kreasi, yaitu pemakaian bahasa yang mengambil dari konsep dasar yang ada pada sumber kemudian mencari persamaanya dalam bahasa Indonesia. Bentuk ini hampir sama dengan penerjemahan namun dalam kreasi bentuk kata yang dihasilkan tidak sama dengan yang asli. Misalnya effective dalam bahasa Indonesia bisa menjadi berhasil guna, spareparts menjadi suku cadang.

5. Kata Berimbuhan 
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah mendapatkan imbuhan baik itu awalan, akhiran, sisipan, serta awalah dan akhiran. Imbuhan yang melekat pada kata dasar membentuk kata baru yang disesuaikan dengan kaidah yang berlaku serta memiliki makna yang berbeda dengan kata dasarnya. Sehingga dapat dikatakan kata tersebut telah mengalami proses morfologis. Proses morfologis adalah proses pembentukan kata. Morfem adalah satuan bagasa terkecil yang membedakan arti. Morfem dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan mengandung makna leksikal/makna kata dalam kamus. Morfem bebas memiliki ciri antara lain:
· Berbentuk kata dasar
· Mempunyai makna
· Dapat bangkit sendiri
b. Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dan hanya memiliki makna gramatikal/makna kata setelah mendapatkan imbuhan (morfem bebas + morfem terikat). Morfem terikat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1) Morfem terikat morfologis, misalnya afiks/imbuhan.
· Menurut bentuknya, afiks dibedakan menjadi empat, yaitu:
ü Prefiks/awalan (me-; ber-; ter-; di-; ke-; se-; pe-)
ü Infiks/sisipan (-el-; -er-; -em-)
ü Sufiks/akhiran (-kan; -i; -an)
ü Konfiks/imbuhan terputus (ke-an; per-an; ber-an)
· Menurut fungsinya imbuhan dibedakan menjadi dua, yaitu:
ü Afiks/imbuhan pembentuk kata kerja, misalnya me-; ber-; di-
ü Afiks/imbuhan pembentuk kata benda, misalnya pe-; per-; -an
2) Morfem terikat sintaksis, contohnya partikel/kata depan dan kata tugas (preposisi/ kata depan, konjungsi/kata sambung, interjeksi/kata seru, dan artikel/kata sandang. Morfem terikat memiliki ciri antara lain:
· Belum bermakna
· Tidak sanggup berdiri sendiri
· Berupa imbuhan dan kata tugas.

Bentuk imbuhan yang sering muncul adalah awalam me- yang digabungkan dengan kata dasar memiliki alomorf me-, men-, mem-, neng-, meny-, dan menge-. Kata dasar yang diawali dengan huruf K, T, S, dan P jika mendapatkan awakan me- maka huruf awal kata tersebut akan luluh. Misalnya me + kilat menjadi mengilat, me + tari menjadi menari dan seterusnya. \

Jenis kata dikelompokkan menjadi:
1. Kata benda/nomina, yaitu kata yang menyebut benda/yang dibendakan.
Misalnya: rumah, kasih sayang, meja, dan lainnya
2. Kata kerja /verba, yaitu kata yang bermakna melakukan pekerjaan/kegiatan.
Misalnya: menyanyi, berbaring, makan, dan lainnya
3. Kata sifat/adjektiva, yaitu kata yang memberi penjeklasan mengenai suatu benda.
Misalnya: sangat ...., ... sekali, dan lainnya
4. Kata tugas dikelompokkan menjadi:
a. Preposisi/kata depan : di, ke, dari, untuk, dan lainnya
b. Konjungsi/kata sambung : dan, atau, tetapi, melainkan, jika, sebab, karena, dengan, dan lainnya
c. Interjeksi/kata seru : amboy, wah, aduh, astaga, dan lainnya
d. Artikel/kata sandang : sri, sang, dan lainnya e. Partikel : lah, kah, pun, per, dan lainnya
5. Kata ganti/pronominal, yaitu segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda/yang dibendakan. Jenis-jenis kata ganti antara lain:
a. Kata ganti orang/personalia
Orang
Tunggal
Jamak
I
aku; saya
kami; kita
II
kamu; anda
kalian
III
dia; ia
mereka
b. Kata ganti empunya (enklitik), antara lain: ku, mu, nya
c. Kata ganti penunjuk, antara lain: di, ke, dari.
d. Kata ganti penghubung, antara lain: yang, tempat
e. Kata ganti penanya, antara lain: siapa, mengapa, di mana, kapan, bagaimana.
f. Kata ganti tak tentu, antara lain: sesuatu, beberapa, masing-masing.
6. Kata keterangan/adverbia, yaitu segala kata yang digunakan untuk memberi penjelasan.
Jenis-jenis kata keterangan, antara lain:
a. Keterangan waktu (temporal): kemarin, tadi, sekarang, nanti, dan lainnya
b. Keterangan mutu (kualitas): menyatakan situasi dari suatu peristiwa, misalnya: kuatkuat, cepat-cepat, dan lainnya
c. Keterangan tempat (lokatif): di rumah, ke Solo, dari Yogyakarta, dan lainnya
d. Keterangan cara (modalitas)
1) Kepastian: memang, sungguh, dan lainnya
2) Kesangsian: mungkin, agaknya, dan lainnya
3) Keherangan: mana mungkin, mustahil, dan lainnya
4) Keinginan: semoga, mudah-mudahan, dan lainnya
5) Larangan: jangan, dilarang, tidak boleh, dan lainnya
6) Ajakan: mari, ayo, dan lainnya
7) Pengakuan: sebenarnya, malahan, dan lainnya
e. Keterangan jumlah (menyatakan jumlah): sedikit, kira-kira, dua kali, lumayan, dan lainnya
f. Keterangan alat: dengan tongkat, dengan pensil, dengan pisau, dan lainnya
g. Keterangan aspek (menyatakan berlangsungnya suatu peristiwa secara objektif) Misalnya: futuratif (akan berlangsung), duratif (sedang berlangsung), perfektif (sedang berlangsung), repetitif (terjadi berulang-ulang), frekuentatif (keseringan/sering)
h. Keterangan kesertaan: dengan ibu, bersama guru, dan lainnya
i. Keterangan syarat (konditional): jika, kalau, seandainya, dan lainnya
j. Keterangan perlawanan (konsesif): meskipun, biarpun, walaupun, dan lainnya
k. Keterangan sebab (kausal): karena, sebab, oleh karena itu, karena itu, dan lainnya
l. Keterangan akibat: sehingga, maka, sampai-sampai, dan lainnya
m. Keterangan tujuan: agar, supaya, untuk, dan lainnya
n. Keterangan perbandingan (komparatif): seperti, seakan-akan, bagaikan, dan lainnya
7. Kata bilangan (numeralia)
a. Kata bilangan kumpulan: berdua, bertiga, dan lainnya
b. Kata bilangan utama: satu, dua, tiga, dan lainnya
c. Kata bilangan tingkat: kesatu, kedua, ketiga, dan lainnya
d. Kata bilangan tak tentu: beberapa, sebagian, sedikit, dan lainnya
8. Kata sambung (konjungsi): dan, tetapi, meskipun, yakni, bahwa, bahkan, maka, jika, supaya, sehingga, dan lainnya.
9. Kata depan, digunakan untuk menunjukkan tempat. Misalnya: di, ke, dari
10. Kata sandang (artikel): si, sri, sang dll
11. Kata seru (interjeksi): aduh, amboy, wah, dan lainnya.
12. Kata ulang 
Kata ulang adalah kata yang dihasilkan dari proses pengulangan. Jenis kata ulang dibedakan menjadi lima, yaitu:
a) Kata ulang murni/utuh, yaitu proses pengulangan yang mengulang seluruh bentuk dasar. Misalnya: anak-anak, meja-meja.
b) Kata ulang sebagian, yaitu kata ulang yang dibentuk dari bentuk dasar. Kata ulang sebagian ini bentuk dasarnya berupa kata berimbuhan. Misalnya: tertawa-tawa bentuk dasarnya tertawa, pertama-tama bentuk dasarnya pertama
c) Kata ulang berimbuhan, yaitu kata ulang murni yang mendapatkan imbuhan. Misalnya berlari-lari, mengangguk-angguk.
d) Kata ulang berubah bunyi atau berubah fonim, yaitu kata ulang utuh yang mengalami perubahan bunyi vokal maupun konsonan. Misalnya: gerak-gerik, sayur-mayur.
e) Kata ulang suku depan, yaitu kata ulang yang suku depanya mengalami pengulangan. Misalnya: pepohonan, jejaka, tetangga.

Belum ada Komentar untuk "Terbaru - Kata"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel