Terbaru - Manusia Purba Di Indonesia
Pada jutaan tahun lampau, manusia purba telah mendiami Kepulauan Indonesia. Dari berbagai penemuan, baik fosil maupun artefak, kita bisa mengungkap kehidupan manusia purba dan kebudayaannya. Adapun beberapa daerah di Indonesia yang menjadi hunian manusia purba antara lain: Sangiran, Wajak, Trinil, dan Flores. Jenis-jenis manusia purba dapat diketahui dari bentuk fisiknya. Berdasarkan ciri-ciri fisik, fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dapat dibedakan menjadi Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo sapiens.
A. Meganthropus
B. Pithecanthropus
1. Pithecanthropus mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis merupakan manusia purba jenis Pithecanthropus tertua yang ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus ini hidup sekitar 2,5–1,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus mojokertensis ditemukan oleh von Koenigswald di Mojokerto tahun 1936 pada lapisan pleistosen bawah. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak anak-anak, atap tengkorak, rahang atas, rahang bawah, dan gigi lepas. Berdasarkan hasil rekonstruksi fosil tersebut, Pithecanthropus erectus memiliki ciri fisik tulang pipi kuat, badan tegap, tonjolan kening tebal, otot tengkuk kukuh, muka menonjol ke depan, dan volume otak 650-1.000cc.
2. Pithecanthropus erectus atau Homo erectus
Fosil Pithecanthropus erectus atau Homo erectus ditemukan pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois di Kedungbrubus, Trinil, dan Ngawi. Beberapa fragmen fosil yang berhasil ditemukan antara lain atap tengkorak, tulang paha, rahang bawah, rahang atas, gigi lepas, dan tulang kering. Sebagian besar fosil tersebut ditemukan di tepi Sungai Bengawan Solo dan terdapat pada lapisan pleistosen tengah. Ciri fisik Pithecanthropus erectus antara lain badan tegap, hidung lebar, dagu tidak ada, alat kunyah kuat, kening menonjol, tulang tengkorak lonjong, tinggi badan 160-180 cm, rahang menonjol, dan volume otak 750- 1.000cc.
C. Homo Sapiens
1. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis (manusia dari Wajak) ditemukan di lembah Sungai Brantas, Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Fosil Homo wajakensis ditemukan pada lapisan pleistosen atas oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Manusia purba ini diperkirakan hidup sekitar 40–25 ribu tahun yang lalu.
2. Homo Soloensis
Fosil Homo Soloensis pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald tahun 1931–1934 di daerah Ngandong, di tepi Sungai Bengawan Solo. Selain itu, fosil Homo soloensis ditemukan di Sambungmacan dan Ngawi. Homo soloensis diperkirakan hidup sekitar 900– 200 ribu tahun yang lalu.
3. Homo Floresiensis
Pada tahun 2003 para ilmuwan dari Australia dan Indonesia melaksanakan penggalian di gua Liang Bua, Flores. Mereka berhasil menemukan fosil tengkorak manusia purba yang memiliki bentuk mungil atau hobbit. Manusia purba yang ditemukan di gua Liang Bua tersebut kemudian diberi nama Homo floresiensis. Manusia purba ini diperkirakan hidup di Kepulauan Flores sekitar 18.000 tahun yang lalu. Menurut tim ilmuwan asal Australia, Homo floresiensis merupakan keturunan Homo erectus yang hidup di Asia Tenggara sekitar 1 juta tahun kemudian. Akibat proses seleksi alam, tubuh mereka berevolusi menjadi bentuk yang lebih kecil. Sementara itu, menurut para peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Homo floresiensis bukan merupakan spesies gres, melainkan nenek moyang dari orang-orang katai Flores yang menderita penyakit microcephalia, yaitu bertengkorak kecil dan berotak kecil.
A. Meganthropus
source: twitter.com
Fosil Meganthropus ditemukan oleh von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi Belanda pada tahun 1941. Daerah penemuan Meganthropus di Desa Sangiran, lembah Sungai Bengawan Solo. Meganthropus merupakan jenis manusia praaksara paling tua. Meganthropus palaeojavanicus diperkirakan hidup pada satu hingga dua juta tahun lalu. Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan (dengan kedua geraham muka dan geraham bawah), rahang atas sebelah kiri (dengan geraham kedua dan ketiga), dan gigi lepas. Fosil ini menyerupai manusia raksasa karena ukurannya sangat besar. Oleh karena itu, fosil ini kemudian dinamakan Meganthropus palaeojavanicus. Berdasarkan hasil rekonstruksi, Meganthropus palaeojavanicus memili ciri fisik tulang pipi tebal, kening menonjol, tidak memiliki dagu, geraham besar, badan tegap, otot kunyah kuat, bentuk gigi homonim, rahang bawah kokoh, dan kepala bagian belakang menonjol. Meganthropus palaeojavanicus diperkirakan memakan tumbuh-tumbuhan.B. Pithecanthropus
source: wikimedia.org
Pithecanthropus hidup pada masa pleistosen awal, tengah, dan akhir. Sisa-sisa kehidupan Pithecanthropus dapat ditemukan di Mojokerto, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Pithecanthropus memiliki tubuh tegap dengan tinggi badan 165–180 cm. Alat pengunyahnya tidak sekuat Meganthropus. Dagu belum ada dan hidungnya lebar. Volume otak berkisar 750–1.300 cc. Pithecanthropus hidup sekitar 2,5 juta–200 ribu tahun yang lalu. Beberapa jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia sebagai berikut.1. Pithecanthropus mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis merupakan manusia purba jenis Pithecanthropus tertua yang ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus ini hidup sekitar 2,5–1,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus mojokertensis ditemukan oleh von Koenigswald di Mojokerto tahun 1936 pada lapisan pleistosen bawah. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak anak-anak, atap tengkorak, rahang atas, rahang bawah, dan gigi lepas. Berdasarkan hasil rekonstruksi fosil tersebut, Pithecanthropus erectus memiliki ciri fisik tulang pipi kuat, badan tegap, tonjolan kening tebal, otot tengkuk kukuh, muka menonjol ke depan, dan volume otak 650-1.000cc.
2. Pithecanthropus erectus atau Homo erectus
Fosil Pithecanthropus erectus atau Homo erectus ditemukan pada tahun 1890 oleh Eugene Dubois di Kedungbrubus, Trinil, dan Ngawi. Beberapa fragmen fosil yang berhasil ditemukan antara lain atap tengkorak, tulang paha, rahang bawah, rahang atas, gigi lepas, dan tulang kering. Sebagian besar fosil tersebut ditemukan di tepi Sungai Bengawan Solo dan terdapat pada lapisan pleistosen tengah. Ciri fisik Pithecanthropus erectus antara lain badan tegap, hidung lebar, dagu tidak ada, alat kunyah kuat, kening menonjol, tulang tengkorak lonjong, tinggi badan 160-180 cm, rahang menonjol, dan volume otak 750- 1.000cc.
C. Homo Sapiens
source: kompas.com
Homo sapiens artinya manusia cerdas. Manusia jenis ini telah mampu membuat peralatan sederhana dari batu dan tulang yang digunakan untuk berburu dan mengolah makanan. Mereka sudah menggunakan akal dan memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia sekarang. Secara umum, ciri fisik Homo sapiens antara lain: tengkorak besar, volume otak antara 1.000- 2.000 cc, muka datar dan lebar, akar hidung lebar, mulut menonjol sedikit, gigi sudah mengecil, dahi agak miring, rahang bawah masif, serta tinggi badan sekira 130-210 cm. Adapun manusia purba jenis Homo sapiens yang ditemukan di Indonesia sebagai berikut.1. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis (manusia dari Wajak) ditemukan di lembah Sungai Brantas, Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Fosil Homo wajakensis ditemukan pada lapisan pleistosen atas oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Manusia purba ini diperkirakan hidup sekitar 40–25 ribu tahun yang lalu.
2. Homo Soloensis
Fosil Homo Soloensis pertama kali ditemukan oleh von Koenigswald tahun 1931–1934 di daerah Ngandong, di tepi Sungai Bengawan Solo. Selain itu, fosil Homo soloensis ditemukan di Sambungmacan dan Ngawi. Homo soloensis diperkirakan hidup sekitar 900– 200 ribu tahun yang lalu.
3. Homo Floresiensis
Pada tahun 2003 para ilmuwan dari Australia dan Indonesia melaksanakan penggalian di gua Liang Bua, Flores. Mereka berhasil menemukan fosil tengkorak manusia purba yang memiliki bentuk mungil atau hobbit. Manusia purba yang ditemukan di gua Liang Bua tersebut kemudian diberi nama Homo floresiensis. Manusia purba ini diperkirakan hidup di Kepulauan Flores sekitar 18.000 tahun yang lalu. Menurut tim ilmuwan asal Australia, Homo floresiensis merupakan keturunan Homo erectus yang hidup di Asia Tenggara sekitar 1 juta tahun kemudian. Akibat proses seleksi alam, tubuh mereka berevolusi menjadi bentuk yang lebih kecil. Sementara itu, menurut para peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Homo floresiensis bukan merupakan spesies gres, melainkan nenek moyang dari orang-orang katai Flores yang menderita penyakit microcephalia, yaitu bertengkorak kecil dan berotak kecil.
Belum ada Komentar untuk "Terbaru - Manusia Purba Di Indonesia"
Posting Komentar